Sejarah Berdirinya Universitas Madako Tolitoli
Universitas Madako secara resmi mulai beroperasi sejak tanggal 5 Juli tahan 2001, yang ditandai dengan terbitnya surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang pemberian ijin penyelenggaraan program– program studi dan pendirian Universitas Madako Tolitoli yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Tolitoli (YPT). Namun jika sedikit ‘flash back’ maka kehadiran Universitas Madako sebenarnya diawali dari kegelisahan para tokoh masyarakat yang ada di Kabupaten Tolitoli. Para tokoh masyarakat yang dimotori oleh Bapak H. Moh. Ma’ruf Bantilan, dan beberapa tokoh lain diantaranya Bapak H. Rusman Lahadja (Almarhum); Idrus Halim (Almarhum); H. Supomo Ladwan; Ibu Hj. Nursidah K. Bantilan, dan H. Iskandar A. Nasir. Kegelisahan para tokoh ini didasari oleh tanggung jawab dan ‘keterpanggilan’ mereka sebagai anak ‘daerah’ untuk melakukan sesuatu bagi kemajuan daerahnya. Para tokoh ini menilai bahwa kemampuan dan kapasitas sumberdaya manusia yang ada di Kabupaten Tolitoli relatif masih kurang sementara disisi lain potensi sumberdaya yang ada di Kabupaten Tolitoli khususnya sumberdaya alam sangatlah besar, kesenjangan antara potensi sumber daya alam yang begitu besar serta kemampuan sumber daya manusia yang relatif terbatas inilah melahirkan gagasan untuk melahirkan ‘jembatan emas’ dalam rangka mengatasi kesenjangan tersebut adalah Lembaga Pendidikan Tinggi yakni Universitas Madako. Inisiasi keberadaan Universitas Madako yang sejak awal digagas oleh Bapak H. Moh. Ma’ruf Bantilan dipertengahan tahun 1999, dimana ketika itu beliau ‘pulang kampung’ untuk memimpin Kabupaten Tolitoli sebagai Bupati perode 1999-2004. Gagasan pendirian Universitas Madako selanjutnya diwujudkan secara nyata dalam sebuah pertemuan resmi pada tanggal 15 Sepetember 1999, dengan pembentukan Yayasan Pendidikan Tolitoli yang merupakan Badan Penyelenggara Universitas
Madako.
Penamaan kata ‘Madako’ dalam Universitas Madako setidaknya memiliki 2 (dua) makna yakni kata Madako adalah Bahasa daerah Tolitoli yang berarti ‘Besar’, selain makna kata, sesuai keinginan para pendiri diharapkan Universitas Madako juga dapat memberikan konstribusi ‘Besar’ bagi kemajuan masyarakat dan pembangunan bangsa khususnya pembangunan daerah Tolitoli dan sekitarnya. Sejak kelahiranya sampai saat ini Universitas Madako mengalami dinamika, dalam perkembangannya dinamika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Fase 2001 – 2011
Fase ini adalah fase awal berdirinya Universitas Madako ditandai dengan diterimanya Surat ijin penyelenggaraan operasional Universitas Madako oleh Badan Penyelenggara Yayasan Pendidikan Tolitoli yang di keluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia ketika itu. Selanjutnya aktivitas akademik dan operasional kampus pada fase ini mengalami perpindahan berkali – kali sesuai dengan perkembangan dan peningkatan jumlah mahasiswa dan aktivitas akademik. Ditahun 2001 – 2004 Kampus pertama Universitas Madako berada di jalan Magamu tepatnya di gedung sekolah teknologi daerah saat itu, sekarang SMP Swakarya. Berikutnya aktivitas operasional kampus di tahun 2005 – 2009 berpindah lagi di jalan Lanoni tepatnya di gedung SMK Swakarya dan sejak tahun 2010 hingga akhir 2015 berpindah lagi jalan Madako yang menempati dua gedung sekolah dasar yang telah tutup. Berpindah-pindahnya lokasi opersional kampus terkait dengan ijin peminjaman gedung oleh Pemerintah Daerah karena saat itu Universitas Madako belum memiliki lahan sendiri sebagai lokasi tetap kampus.
Selain operasional kampus yang mengalami perpindahan, dari sisi Tenaga Dosen dan Tenaga Kependidikan pada fase ini didominasi oleh para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli, hal ini dimungkinkan karena Bapak H. Moh. Ma’ruf Bantilan pendiri Universitas Madako, ketika itu juga sebagai Bupati Tolitoli dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2010. Pada fase ini juga sebagian besar biaya operasional kampus secara tidak langsung ‘disubsidi’ oleh pemerintah daerah ketika itu. Hal ini terjadi karena para pejabat di lingkungan Universitas Madako mulai dari Rektor, Dekan, Dosen hingga Tenaga kependidikan juga merupakan pejabat dan staf yang ada dlingkungan Pemerintah Daerah. Untuk itu biaya
operasional kantor tempat mereka bekerja juga ‘dimanfaatkan’ untuk biaya opersional kampus, sebagai konsekwensinya pelayanan akademik dan opersional yang dilakukan tidak optimal karena dilakukan setelah tugas pokok sebagai PNS berakhir. Pada fase ini perkembangan dan kemajuan Universitas Madako nyaris stagnan bahkan cenderung mengalami kemunduran, ibarat pepatah kegiatan Akademik dan Administrasi kampus “Mati Segan Hidup Tak Mau”
Fase 2012 – 2016
Fase ini adalah fase ‘kebangkitan’ dari fase sebelumnya yakni dimana Universitas Madako melakukan Konsolidasi dan Transformasi tatakelola kelembagaan. Fase ini ditandai dengan kepemimpinan baru Universitas Madako yakni Rektor dijabat sendiri oleh Bapak H. Dr. Drs. Moh. Ma’ruf Bantilan, MM yang merupakan penggagas berdirinya Universitas Madako diawal tahun 2012. Sejak itu Rektor Baru melakukan beberapa langka strategis diantaranya (1). Melakukan Transformasi pelayanan Akademik yang berbasis pada kepentingan mahasiswa dan Transformasi Adminsistrasi Keuangan yang terpusat pada kantor Rektorat. (2) Menyekolahkan dosen tetap pada jenjang kualifikasi Magister (S2) dari kalangan dosen muda non PNS di berbagai perguruan tinggi (UGM, IPB, UNM, UNTAD, UMI) secara masif untuk memenuhi standar minimal jumlah enam dosen tetap setiap program studi, sembari melakukan rekrutmen dosen baru dan tenaga kependidikan sesuai kualifikasi yang dibutuhkan yang dapat optimal di kampus. (3) Melakukan Penggantian secara selektif terhadap dosen dan pejabat struktural serta tenaga kependidikan dari yang tadinya di dominasi oleh tenaga PNS dilingkungan Pemerintah Daerah Kab. Tolitoli ke beberapa Dosen tetap dan tenaga kependidikan yang diangkat oleh Yayasan Pendidikan Tolitoli dengan maksud agar para dosen tetap dan tenaga kependidikan dapat melayani kebutuhan mahasiswa lebih optimal. (4) Mulai tahun Akademik 2012/2013 proses perkuliahan mahasiswa baru hingga saat ini dilakukan di kampus 2 Univeritas Madako yang berlokasi di Kelurahan Tambun yang merupakan lokasi kampus milik Yayasan Pendidikan Tolitoli. (5) Melakukan proses akreditasi terhadap seluruh program studi yang ada dengan hasil 3 program studi berhasil meraih peringkat akreditasi B dan 9 progran studi masih dengan peringkat akreditasi C dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). (6) Awal tahun 2016 pelayanan akademik dan adminstrasi
keuangan berbasis Teknologi Informasi (IT) yang selaras dengan sistem penginputan PDPT Dikti, yang semua pusat pelayanannya di lakukan di tingkat fakultas dan program studi